Tiga jenis DNS server:
- Primary (master)
DNS server jenis primary/master merupakan pemegang daftar lengkap dari sebuah domain yang dikelolanya. Dia memegang otoritas penuh atas domainnya. Misalkan server ns1.sekolah.sch.id memegang otoritas penuh atas domain *.sekolah.sch.id. Otoritas penuh artinya server ini bertanggung jawab terhadap nama-nama host yang ber-domain sekolah.sch.id sekaligus sub-domain yang berada dibawahnya. Selain itu hanya server ini yang dapat membuat sub-domain di bawah sekolah.sch.id
- Secondary (slave)
Server ini adalah backup dari primary server. Sama seperti primary, secondary juga memuat daftar lengkap sebuah domain. Hubungan antara primay dan secondary ini kurang lebih seperti mirror. Bila ada perubahan di primary server, secondary terus mengikutinya secara periodik. Oleh karena itu, secondary memerlukan izin dari primary untuk melakukan sinkronisasi ini. Sinkronisasi ini lazimnya disebut sebagai zona transfer. Secondary diperlukan sebagai backup bila Primary crash atau sibuk dan untuk mempermudah pendelegasian. Dengan kata lain, DNS slave juga berfungsinya untuk membackup DNS master, sehingga saat DNS master down maka DNS slave dapat mengantinya. Pada DNS Slave, konfigurasi db akan secara otomatis di transfer dari DNS master.
- Cache
Jenis ini tidak mempunyai data nama-nama host dari domain tertentu. Ia hanya mencari jawaban dari beberapa DNS server terdekat. Setelah jawaban didapatkan, datanya disimpan dalam cache untuk keperluan mendatang. DNS server cache merupakan yang paling mudah untuk dikonfigurasi.
Sumber :
https://gemaroprek.com/mengenal-jenis-jenis-dns-server/